-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Talmud Perintahkan Yahudi Pakai Darah Orang Kristen Untuk Buat Roti Matzah

Rabu, 27 Februari 2013 | 00.39 WIB Last Updated 2013-02-27T08:42:22Z
Kalumnis Yordania, As'ad Al-'Azouni mengatakan dalam artikel yang diterbitkan di website Palestina bahwa Talmud mengharuskan Yahudi untuk "membunuh anak-anak Kristen dan menggunakan darahnya untuk memanggang "Matzah" (Matzah adalah roti tradisional yang dimakan orang Yahudi selama perayaan liburan Paskah). Al-'Azouni menambahkan, bahwa "Orang-orang Yahudi berusaha keras untuk menyebabkan perang antara Muslim dan Kristen.



Artikel yang dipublikasikan oleh situs Alwatanvoice.com pada tanggal 27 Maret menyebutkan bahwa "bukan sebuah rahasia lagi permusuhan antara Yahudi, Yesus dan Kristen sangat dalam. Orang Yahudi juga dilarang memakan daging dari binatang yang dibunuh oleh seorang Kristen, dan wajib untuk membakar serta menghancurkan ikon dari Gereja Kristen.


Rabi Moshe Abu Al-'Afia (salah satu Rabi Yahudi yang terlibat dalam fitnah darah di Damaskus 1840M) menyatakan bahwa Talmud mengharuskan untuk menumpahkan darah dari dua macam yaitu darah pengorbanan (Paskah) dan darah sunat jika tidak ada maka darah Kristen dan darah Muslim dapat dipakai untuk memanggang Matza Paskah), karena banyak orang Kristen masuk Islam, "tulis Al-'Azouni.


Al-'Azouni mengatakan bahwa Yahudi selalu memprovokasi permusuhan antara Muslim dan Kristen. "Orang-orang Yahudi berusaha keras untuk menyebabkan perang antara Muslim dan Kristen, seperti yang terjadi selama protes atas hilangnya seorang anak Kristen di Damaskus pada tahun 1890."


 Bukti keterlibatan ritual sebagai otak dibalik pembunuhan anak-anak dan remaja muslim kian diteguhkan oleh  Dr Umayma Ahmad Al-Jalahma dari Raja Faisal University. Ahad, 10 Maret 2002, Dr Al Jalahma sempat membuat heboh ketika menulis artikel berjudul “The Jewish Holiday of Purim” di harian Al Riyadh, sebuah harian terkemuka milik pemerintah Saudi. Artikel yang menyoroti kebiadaban ritual Yahudi di Ar Riyadh ini tentu menjadi sangat luar biasa. Terlebih hubungan Arab dan Amerika sempat menegang pasca serangan 11/9 2001. Dalam dua bagian, Dr Al Jalahma menyoroti secara khusus ritual dalam Pesta purim ketika para pemuda muslim dan Kristen menjadi tumbal ajaran sesat Yahudi. Metodenya pun sangat mengerikan.


Menurut sejumlah kesaksian, sepanjang sejarah manusia, Yahudi biasa menculik anak-anak atau para pemuda non-Yahudi atau yang mereka sebut Goyim dan menjadikan mereka "tumbal" untuk ritual pembunuhan pelan-pelan yang menyakitkan dengan luka yang biasanya 33 luka tidak mematikan, membiarkan darah mereka menetes hingga korban itu meninggal dunia, kemudian dikumpulkan lah darah itu, direndam dengan kain, dibiarkan kain itu mengering, kemudian membakarnya dan menaburkan abunya ke atas "matzah". Sebuah ritual dengan roti datar tak beragi yang terbuat dari terigu dan air, yang merupakan makanan khas untuk perayaan Paskah Yahudi, yang tahun ini dimulai pada (6/4/2012) saat terbenam matahari selama tujuh hari.


Mengkonsumsi darah oleh Yahudi hanya melalui debunya karena faktanya mengkonsumsi langsung darah (manusia atau hewan) dalam memasak adalah dilarang oleh hukum makanan halal versi Yahudi atau Kosher, namun tidak melarang mengkonsumsi debu dari darah (manusia atau hewan).


Adapun mengkonsumsi darah Kristiani, contohnya, di dalam Bonum Universale de Apibus oleh Thomas of Cantimpré (sebuah biara di dekat Cambray)


Kontroversi Rabbi Tentang Talmud

 Zionis-Yahudi sangat mempercayai Talmud yang diyakini berasal dari perkataan Tuhan Yahweh kepada Musa. Bahkan Talmud dianggap lebih suci ketimbang Taurat Musa, karena mereka meyakini jika Tuhan Yahweh mengalami kesulitan dalam sesuatu hal atau urusan, maka Tuhan Yahweh akan berkonsultasi dengan para Rabbi Yahudi, bukan dengan Musa. Sebab itu kedudukan Rabbi Yahudi tinggi, lebih otoritatif, lebih mulia, ketimbang Musa as.

Padahal, menurut seorang filsuf yang juga Rabbi Tertinggi bangsa Yahudi pada zamannya, Rabbi Maimonides (Moses bin Maimon, 1190 M), bangsa Yahudi sesungguhnya tidak pernah bisa memastikan dengan tepat satu pun doktrin dari Talmud karena sejarahnya yang sangat kacau-balau. Maimonides berkata, "Sejak zaman Nabi Musa dulu sampai zaman Rabbi Judah Hanasi (135-220 M), para pendeta Yahudi tidak pernah sepakat tentang kebenaran satu doktrin pun yang ada pada "Undang-undang lisan" (Talmud) yang diajarkan secara terbuka. Para pemimpin agama Yahudi atau nabi dari setiap generasi menulis beberapa catatan tentang kitab tersebut berdasarkan kepada apa-apa yang ia dengar dari guru-guru pendahulunya untuk disampaikan kepada kaumnya.

×
Berita Terbaru Update