-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Pengungsi Rohingya Terdampar di Bangladesh

Sabtu, 16 Juni 2012 | 19.31 WIB Last Updated 2012-09-15T08:46:48Z

"United Nation High Commissioner for Refugees menganjurkan pemerintah Bangladesh untuk memungkinkan tempat yang aman di wilayahnya bagi mereka yang membutuhkan keamanan dan bantuan medis segera," kata UNHCR dalam sebuah pernyataan e-mail yang dikutip oleh Bloomberg pada hari Selasa, 12 Juni.

Etnis-Bengali Muslim, yang dikenal sebagai Rohingya, telah melarikan diri kampung mereka dengan perahu ke Bangladesh selama beberapa hari terakhir karena kerusuhan dengan umat Buddha di Myanmar di wilayah barat.

Sesampainya di Bangladesh, pengungsi Muslim Rohingya tidak diberikan akses dan ditahan oleh penjaga perbatasan di Bangladesh.

"Kami telah menahan sekitar 200 warga Myanmar yang menerobos ke dalam wilayah Bangladesh dengan perahu mesin di Teluk Benggala," kata seorang petugas penjaga pantai seperti dikutip oleh media lokal, kantor berita DPA melaporkan.

"Mereka akan segera disuruh kembali ke negara mereka," ujarnya, sementara pejabat lain memperkirakan jumlah pengungsi lebih dari 400 Muslim Rohingya.

Saksi mata mengatakan pihak berwenang Bangladesh mendorong kembali 12 perahu kayu pada hari Senin yang membawa sekitar 300 Rohingya Muslim, kebanyakan perempuan dan anak-anak.

Seorang pejabat Bangladesh di pulau St Martin mengatakan perahu yang tersisa mencoba mencapai pantai tetapi dihalau.

"Perahu-perahu berpindah-pindah selama beberapa hari, berusaha mendarat di pulau ini, tetapi akhirnya diusir dari perairan kami pagi ini," kata Muhammad Nurul Amin, kepala dewan distrik kepada Reuters melalui telepon.

"Para penghuni pulau juga mengawasi untuk setiap upaya penyeberangan lebih lanjut," katanya.

Sedikitnya 17 orang tewas dalam bentrokan antara umat Buddha dan Muslim di negara bagian Rakhine bulan ini. ekerasan itu dimulai setelah sejumlah orang Buddha menyerang sebuah bus yang membawa penumpang Muslim pekan lalu, mengakibatkan sedikitnya sembilan orang tewas. Bentrokan itu diikuti dengan pemerkosaan dan pembunuhan seorang wanita di negara bagian itu, yang berbatasan dengan Bangladesh, kelompok Buddha menyalahkan umat Muslim atas peristiwa ini. Kekerasan meningkat pada Jumat dan Sabtu, menewaskan sedikitnya tujuh orang tewas dan ratusan rumah dibakar.

Disebut oleh PBB sebagai salah satu minoritas dunia yang paling dianiaya, Rohingya tidak diizinkan untuk memiliki tanah. Rohingya Muslim telah ditolak hak kewarganegaraan sejak amandemen terhadap undang-undang kewarganegaraan tahun 1982 dan diperlakukan sebagai imigran ilegal di rumah mereka sendiri. Mereka  sering menderita kekurangan pangan dan mereka kesulitan keluar dari Rakhine. Setiap tahun, ribuan Muslim  Rohingya mengungsi dari Myanmar dengan perahu kayu, memulai perjalanan berbahaya ke Thailand atau Malaysia untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Mereka tidak diakui sebagai etnis minoritas oleh Myanmar dan mengatakan mereka menderita pelanggaran hak asasi manusia di tangan pejabat pemerintah.
×
Berita Terbaru Update