-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Soal tempe, SBY banjir SMS

Sabtu, 28 Juli 2012 | 13.32 WIB Last Updated 2012-09-15T08:46:48Z
sby rep thumb1 Soal tempe, SBY banjir SMS
JAKARTA--Makanan khas rakyat Indonesia, tempe dan tahu, mendadak ramai diperbincangkan. Bukan hanya kalangan petani, tapi kelangkaan komoditi tersebut juga sampai mengganggu ketenangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono.
“Saya dan Ibu Ani banyak terima sms. Bahkan setelah sahur dini hari ini juga masih menerima sms. Para menteri juga begitu. (Semuanya) masalah tempe,” kata SBY dalam jumpa pers di Kementrian Perindustrian, Jumat (27/7).
SBY menjelaskan, kondisi saat ini bukan kehendak pemerintah. Melainkan karena produksi di luar negeri khususnya di AS yang berpengaruh pada ketersediaan kedelai dalam negeri. AS mengalami musim kering terburuk dalam kurun waktu 50 tahun terakhir.
Kondisi ini pun berimbas pada negara-negara pengimpor kedelai. Bukan hanya Indonesia , tapi juga Tiongkok yang masih impor kedelai hampir 60 persen dari negeri Paman Sam itu. Sebagai antisipasi, pemerintah kata SBY berusaha mengawal harga meski tidak bisa menghindari kenaikan.
Saat ini kata SBY, pemerintah telah menggratiskan bea masuk kedelai impor. Untuk itu diharapkan para importir kedelai bersama-sama memikirkan nasib rakyat, dengan menurunkan harga kedelai.
“Jangan didominasi oleh mereka yang disebut kartel. Tolonglah bersama pemerintah pikirkan rakyat. Saya minta kita semua mengawasi,” seru SBY.
Menanggapi masalah adanya kartel, SBY minta hukum untuk ditegakan bila terbukti. Sedangkan masalah sweeping kedelai yang pernah nyaris rusuh di Jakarta, SBY meminta hal tersebut tidak perlu terulang kembali.
“Saya menghargai kepedulian asosiasi tahu dan tempe, tapi menurut saya tidak perlu melakukan sweeping karena itu bukan solusi. Bersama pemerintah mari kita atasi masalah tanpa sweeping,” kata SBY.
SBY menjelaskan, Indonesia setiap tahunnya membutuhkan 2,5 juta ton kedelai. Sementara produksi kedelai dalam negeri hanya 800 ribu ton. Karena itu, Indonesia masih harus impor sekitar 1,5 hingga 1,8 juta ton. Kondisi ini dinilai tidak baik dan harus dipikirkan solusi guna meningkatkan produksi dalam negeri.
“Pemerintah sedang memikirkan upaya-upaya jangka menengah dan panjang guna meningkatkan produksi kedelai kita,” ungkap SBY.
×
Berita Terbaru Update