-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Amin Rais: Selama Jokowi Memimpin Solo, Angka Kemiskinan Meningkat

Selasa, 18 September 2012 | 04.52 WIB Last Updated 2012-09-18T11:52:48Z


SOLO (VoA-Islam) — Siapa bilang, Joko Widodo alias Jokowi disebut-sebut sebagai Waliko Solo terbaik.  Justru selama Jokowi memimpin Solo, angka kemiskinan meningkat. Sebutan Walikota terbaik adalah pendapat yang menyesatkan. Demikian dikatakan Amien Rais  menjelang Pilkada DKI putaran kedua.
 Amien Rais mengingatkan warga Jakarta harus jeli melihat kelebihan dan kelemahan setiap calon, yaitu Joko Widodo dan Fauzi Bowo. Secara khusus, tokoh Partai Amanat Nasional tersebut mengomentari Joko Widodo. Menurutnya, selama Jokowi menjadi Wali Kota Solo, angka kemiskinan meningkat.
"Selama periode Jokowi, angka kemiskinan meningkat. Masih banyak daerah kumuh seperti di Kota Solo seperti di daerah Nusukan," kata Amien di sela-sela silaturahim dengan keluarga besarnya di Bekonang, Sukoharjo, Selasa (21/8/2012).

Namun, pemindahan pedagang tanpa ada konflik adalah prestasi Joko Widodo. Sementara mengenai predikat wali kota terbaik, Amien Rais menilai hal tersebut justru menyesatkan. "Jakarta itu kotanya kompleks, dan saya sudah pergi ke berbagai kota di Eropa, di sana banyak kota yang lebih baik dan tertata daripada Kota Solo, lebih tertata kotanya dan tidak macet," katanya.

Namun, Amien juga mengatakan, sudah saatnya kesukuan dan primordialisme tidak dijadikan alasan untuk memilih pemimpin. Amien mengatakan juga bahwa meskipun dirinya tidak memiliki hak untuk mencoblos saat pilkada, dia berharap warga Jakarta cerdas dalam memilih.
"Sebagai wong Solo, saya juga merasa bangga ada orang Solo yang bisa menjadi pemimpin. Namun, sudah saatnya hal-hal kesukuan dan primordial menjadi alasan untuk memilih," katanya.
Kehebatan Jokowi memimpin Solo hanya ramai di media, kenyataannya tidak seperti yang dirasakan rakyat Solo. Fabrikasi media yang begitu kuat menciptakan opini begitu terhadap sosok Jokowi, seperti tukang sihir, yang akan bisa menyulap Jakarta, hanyalah "pepesan kosong" belaka. Sama halnya, ketika Megawati menjadi presiden, dielu-elukan sebagai "ratu adil", kenyataannya tak pernah ada.  Desastian/dbs
×
Berita Terbaru Update