-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Meski Hujan Turun: Lebih dari 150Rb muslim Di Moskow Melaksanakan Shalat Idul Adha.

Minggu, 28 Oktober 2012 | 00.56 WIB Last Updated 2012-10-28T08:02:48Z
Muslim di Rusia merayakan Hari Raya Kurban, Hari Raya Islam untuk mengenang perjalanan Nabi Ibrahim (Abraham). Lebih dari 150.000 muslim melaksanakan sholat Idul Adha  di Moskow ,baik di Masjid ataupun di area terbuka

Enam lokasi dekat masjid dan di lokasi yang ditunjuk telah ditetapkan untuk pelaksanaan Sholat Id Muslim di ibukota Rusia. sekitar 3.000 Aparat dikerahkan untuk menjaga berlangsung Sholat Id. Untuk menjaga keamanan

dan Pelaksanaan Sholat disana mulai pukul 8.30 waktu setempat, Meski cuaca dingin dan diguyur hujan tetapi Umat Islam sangat antusias untuk melaksanakan Sholat Ied, bahkan sebagian dari mereka sudah ada dilokasi sejak waktu subuh belum tiba.
Shamil Alyautdinov, seorang imam dari Masjid Memorial Moskow di Poklonnaya Hill dalam Khutbahnya menyampaikan pesan bahwa dengan Adanya Kurban Hewan tersebut maka Allah tidak membutuhkan Kurban berwujud Manusia.
Dan daging Kurban tersebut dibagi untuk tiga kelompok,yaitu Untuk Kerabat, fakir miskin dan keluarga

Muslim Asal Indonesia melaksanakan Sholat Ied di Kantor KBRO Moskow

Bertempat di kantor KBRI Moskow, jalan Novokunetskaya 12, sejumlah kaum muslimin berkumpul untuk merayakan Idul Adha 10 Dzulhijah 1433 H / Jumat, 26 Oktober 2012 M. Walau tidak keseluruhan dari muslim Indonesia di Rusia tetapi di antaranya datang dari kota-kota selain Moskow. Salju menghiasi bumi bersamaan hawa dingin yang menyertainya, membuat panitia Himpunan Persaudaraan Islam Indonesia (HPII) Moskow tidak memilih area terbuka seperti tempat parkir dan lapangan tenis sebagai tempat pelaksanaan solat Id. Berbeda dengan sebuah masjid tidak jauh dari KBRI Moskow yang jamaahnya tak cukup tertampung bahkan sampai memenuhi jalan raya, jamaah Indonesia khusuk beribadah di ruang serba guna KBRI.
Pada kesempatan berbahagia itu, bertindak selaku imam solat Id sekaligus khotib yaitu Ustad Kusen, M.A. Beliau adalah seorang ustad dari Cepu, Jawa Tengah dan kandidat Doktor Filsafat Agama di Belgorad State University- Rusia.
Setelah usai menunaikan solat Id, beliau menyampaikan khutbah berjudul; Membunuh Jiwa Kebinatangan. Sebatas apa yang penulis simak dari uraian khutbah, setidaknya terdapat intisari sebagaimana berikut; Pengenaan pakaian ihram yang berwarna putih, melambangkan kesucian, ketika berhaji mengandung makna bahwa setiap jamaah tidak dibedakan oleh warna dan jenis pakaian seperti biasanya. Pakaian yang berbeda warna, corak dan kualitas seringkali menciptakan pembeda serta pemisah. Kedua kondisi inilah memicu timbulnya sikap superioritas bagi yang lain dan tak jarang melahirkan kedzaliman berupa pelecehan, diskriminasi, penindasan, dan sebagainya. Mengutip salah satu Firman Allah, Q.S. 91: 8, ” Maka Allah menanamkan jiwa dengan (dua jalan), yaitu jiwa kebinatangan (fasik) dan jiwa kemalaikatan (taqwa),” beliau menilai bahwa segala bentuk kedzaliman sebagai tanda manusia telah didominasi sifat-sifat kebinatangan.
Kepada seluruh jamaah, beliau berpesan bahwa menanggalkan pakaian biasa lalu mengenakan pakaian ihram ketika berhaji, sejatinya menanggalkan pakaian yang mencirikan sifat kebinatangan. Begitu juga dengan menyembelih hewan kurban, berarti menyembelih sifat-sifat kebinatangan dalam diri manusia. Kalau seseorang setelah berhaji masih berperilaku tidak baik atau sesudah menyembelih hewan kurban tapi masih melekat sifat-sifat tidak terpuji maka seseorang tersebut kembali mengenakan pakaian kebinatangan juga tidak menyembelih sifat-sifat kebinatangan dalam dirinya. Rangkaian ibadah haji dan kurban tidak semata-mata ritual belaka. Namun yang terpenting menurut khotib adalah pesan substansi dari kedua ibadah tersebut. Khutbah yang membuat jamaah tersadar akan hakikatnya sebagai manusia dimana dalam dirinya bersemayam sifat-sifat kebinatangan, diakhiri dengan doa dan halal bi halal.
Wajah para jamaah berubah menjadi riang sewaktu menikmati aneka hidangan, di antaranya adalah gulai daging binatang kambing dan sapi. Bagi sebagian jamaah dari kota lain, hari itu sangatlah membahagiakan. Selain bisa berkumpul dan menunaikan ibadah solat Id bersama saudara se-tanah air juga terobati rasa kangen oleh aneka masakan khas Indonesia. Bagi penulis sendiri, krupuk terasa lebih nikmat dari gulai kambing atau sapi. Maklum kalau krupuk dan beberapa makanan lain sangat digemari karena termasuk langka di luar negeri.[vestnik/rt/kompasiana/youtube]

×
Berita Terbaru Update