Jika anda umat Nasrani ingin mengetahui misteri Ibadah Haji dalam
Alkitab, ketahuilah, Ibadah haji bukan ritual bangsa pagan seperti yang
diinformasikan secara sesat oleh orang-orang yang alergi terhadap Islam.
Secara syariat, mula haji dilakukan oleh Nabi Ibrahim as. pada sekitar
2000 tahun SM.Ketika itu, Ibrahim dan putranya, diperintahkan membangun
Ka’bah. Ritual ini terjadi pada bulan ke dua belas terdiri dari
pejalanan ke Mekkah, melakukan beberapa ritual yang berpuncak pada
ritual korban dan mencukur rambut.
ALHAJJ 26. Dan (ingatlah), ketika
Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan
mengatakan): “Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan Aku dan
sucikanlah rumahKu ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang
yang beribadat dan orang-orang yang ruku’ dan sujud.
27. Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka
akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang
kurus[984] yang datang dari segenap penjuru yang jauh,
Hakikat haji , dalam TAURAT bahasa IBRANI atau Pentatech Perjanjian Lama ALKITAB adalah HAGG yang berarti FESTIVAL TAHUNAN, adalah perjalanan ruhani dan jasmani seorang hamba menuju BAIT SUCI.
“Syalosy regalim to-HAG liy ha-syanah” = “Tiga kali setahun haruslah engkau mengadakan hagg (haji) bagiKu” (Keluaran 23: 14)
Kata Ibrani חג – HAG, (hari raya/ perayaan/ festival) paralel dengan kata Arab “Hajj (الحجّ)”, haji.
Dalam terjemahan kamus HAGG adalah: perjalanan jauh seseorang ke sebuah tempat istimewa dimana untuk menunjukkan rasa hormat (kepada Sang Pencipta).
HAgg atau Pilgrimage yakni a journey to a place which is considered special, and which you visit to show your respect. (Cambridge dictionary)
Ia bermakna keharusan bagi setiap manusia yang ingin kembali kepada
Tuhan dalam keadaan suci hingga berakhir dengan perjumpaan dengan Tuhan.
MENGAPA dalam ISLAM harus berhaji?
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Islam
didirikan atas lima hal; Penyaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah
dan Muhammad sebagai utusan Allah, melaksanakan shalat, membayar zakat,
haji ke Baitullah dan puasa Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar).
Surat dalam Alquran: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah” (QS Ali ‘Imran: 97).
Salah satu makna terbesar yang terkandung dalam pelaksanaan ibadah haji
adalah tentang persatuan dan kesatuan umat.Ajaran ini tercermin sejak
orang yang melaksanakan ibadah haji memasuki miqat. Di sini mereka harus
berganti pakaian karena pakaian melambangkan pola, status dan
perbedaan-perbedaan tertentu. Pakaian menciptakan “batas” palsu yang
tidak jarang menyebabkan “perpecahan” di antara manusia. Selanjutnya
dari perpecahan itu timbul konsep “aku”, bukan “kami atau kita”,
sehingga yang menonjol adalah kelompokku, kedudukanku, golonganku,
sukuku, bangsaku dan sebagainya yang mengakibatkan munculnya sikap
individualisme. Mulai dari miqat mereka mengenakan pakaian yang sama
yaitu kain kafan pembungkus mayat yang terdiri dari dua helai kain putih
yang sederhana. Semua memakai pakaian seperti ini. Tidak ada bedanya
antara yang kaya dan yang miskin, yang terhormat dan orang kebanyakan,
yang berasal dari Barat dan yang berasal dari Timur, mereka memakai
pakaian yang sama, berangkat dan akan bertemu pada waktu dan tempat yang
sama. Dengan aktivitas yang sama dan menggunakan kalimat yang sama.
“Aku penuhi panggilan-Mu ya
Allah, aku penuhi panggilan-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Tidak ada
sekutu bagi-Mu, akau penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji,
nikmat dan kekuatan hanyalah milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu.“
Manusia yang tadinya terpecah-pecah dalam berbagai ras, bangsa,
kelompok, suku dan keluarga dengan ibadah haji dihimpun oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala dengan berbagai faktor kesamaan agar mereka menjadi
satu. Memuji kebesaran Allah dengan konsentrasi yang sama, dimana di
tempat asalnya mereka disibukkan dengan masalah masing2, di sana kita
seolah me re-charge hati, keyakinan dan kepasrahan terhadap Allah.
Pada masa Nabi Daud, tempat ziarah / kiblat shalat dipindahkan seperti
kita ketahui dalam 1 TAWARIKH 15, dengan membawa tabut ke Yerusalem.
15:12 dan berkata kepada mereka:
“Hai kamu ini, para kepala suku dari orang Lewi, kuduskanlah dirimu,
kamu ini dan saudara-saudara sesukumu, supaya kamu mengangkut tabut
TUHAN, Allah Israel, ke tempat yang telah kusiapkan untuk itu.
Dalam khotbah di bukit Yesus AS meramalkan akan berpindahnya tempatZIARAH HAJI dan arah DOA, atau dalam bahasa arab bermakna Shalat, dari Yerusalem ke sebuah tempat lain :
Dalam khotbah di bukit Yesus AS meramalkan akan berpindahnya tempatZIARAH HAJI dan arah DOA, atau dalam bahasa arab bermakna Shalat, dari Yerusalem ke sebuah tempat lain :
“Kata Yesus AS kepadanya: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.”
“Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
“Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa
penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh(Rohani) dan
kebenaran(Realita;Jasmani); sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah
demikian.” (Yohanes 4:21-23)
Tempat ziarah menjadi subyek kontoversi di masa Yesus AS. Kaum Yahudi
meng-klaim tempat itu adalah Yerusalem sedangkan kaum Samaritan
meng-klaim gunung yakub sebagai tempat ziarah.
Pertama, Yesus menyebutkan bahwa akan datang suatu masa tempat ziarah
bukan lagi Yerusalem atau gunung kaum Samaritan. Kedua, beliau
menyebutkan bahwa ziarah akan dilakukan di suatu tempat yang akan dituju
oleh orang yang benar-benar akan menyembah Tuhan.
Begitu juga dalam perjanjian lama:
“Tetapi tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu,
dari segala sukumu sebagai kediaman-Nya untuk menegakkan nama-Nya di
sana, tempat itulah harus kamu cari dan ke sanalah harus kamu pergi.”
(Ulangan 12:5)
“maka ke tempat yang dipilih TUHAN, Allahmu, untuk membuat nama-Nya diam
di sana, haruslah kamu bawa semuanya yang kuperintahkan kepadamu, yakni
korban bakaran dan korban sembelihanmu, persembahan persepuluhanmu dan
persembahan khususmu dan segala korban nazarmu yang terpilih, yang kamu
nazarkan kepada TUHAN.” (Ulangan 12:11)
“Tetapi di tempat yang akan dipilih TUHAN di daerah salah satu sukumu, di sanalah harus kaupersembahkan korban bakaranmu, dan di sanalah harus kaulakukan segala yang kuperintahkan kepadamu.” (Ulangan 12:14)
“Apabila tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, untuk menegakkan
nama-Nya di sana, terlalu jauh dari tempatmu, maka engkau boleh
menyembelih dari lembu sapimu dan kambing dombamu yang diberikan TUHAN
kepadamu, seperti yang kuperintahkan kepadamu, dan memakan dagingnya di
tempatmu sesuka hatimu.” (Ulangan 12:21)
Ayat di atas, mirip dengan praktik ritual haji dan penyembelihan HEWAN
KURBAN dalam Festival TAHUNAN Iidul Adha atau Lebaran Haji, atau HAGG,
dalam ajaran Islam, dimana para jemaah haji di Mekkah akan menyembelih
kurban di sana setelah selesai ritual haji, maka bagi yang tidak pergi
ziarah, dapat menyembelih hewan kurban dimana saja mereka berada.
Dalam Injil dapat juga kita temui petunjuk yang menyebutkan cara ritual
haji seperti yang dilakukan umat muslim di mekkah, yaitu berwudhu atau
bersuci lalu berjalan mengelilingi Ka’bah/rumah (mezbah) Allah:
“Aku membasuh tanganku tanda tak bersalah, lalu berjalan MENGELILINGI Mezbah-Mu, ya TUHAN (Mazmur 26:6)
dalam BBE lebih jelas = “I will make my hands clean from sin; so will I
go round your altar, O Lord;” (clean from sin = bersuci, go round =
mengelilingi)
Rumah Tuhan yang pertama dicatat dalam Alquran sebagai di Bakkah, nama kuno bagi Mekkah:
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia” (QS 3-96)
Hal ini telah diketahui dalam Mazmur 84:5-7:
“Berbahagialah segala orang yang boleh duduk dalam rumah-Mu serta memuji akan Dikau senantiasa.” (Mazmur 84:5)
“Berbahagialah orang yang kuatnya adalah dalam Engkau, dan hatinya adalah pada jalan raya (ziarah) ke kaabah-Mu”. (Mazmur 84:6)
NIV© (New International Version) Blessed are those whose strength is in
you, who have set their hearts on pilgrimage. (dalam versi ini, ayat ini
terdapat di ayat 5)
“Apabila mereka itu melalui lembah Baka mereka membuatnya menjadi tempat
yang bermata air, bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan
berkat.” (Mazmur 84:7)
(catatan: terjamahan di atas diterjemahkan dari Injil versi ‘New
International Version’ karena berbeda dalam terjemahan bahasa Indonesia
dan versi alkitab lainnya selain NIV)
Ringkasnya ziarah dalam Islam pada dasarnya sama dengan ziarah dalam
al-kitab. Keduanya merefleksikan waktu, tujuan, praktik dan tempat
tempat ziarah yang sama.
Sejak masa awal monotheistic ibrahimik sudah menjadi salah satu syariat
yg ada bahkan sebelum islam itu dibawa nabi muhammad saw. (
http://en.wikipedia.org/wiki/Mizrach ) , kiblat orang yahudi itu disebut
mizrakh/mizrath, secara jelas digambarkan dalam kitab daniel 6:10 dalam
bible. Mereka berkiblat ke Temple of Solomon (Beth HaKadosh/Baitul
Maqdis/Bait Suci/), sampai sekarang.
Al Baqarah 143. Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat
Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas
(perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas
(perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu
(sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang
mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh
(pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang
telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan
imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada
manusia.
Al Baqarah 145. Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada
orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan
Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu,
dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian
merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan
sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu
kepadamu, sesungguhnya kamu -kalau begitu- termasuk golongan orang-orang
yang zalim.
Orang yahudi, gak ikut kiblat org Islam, mereka sholat menghadap Baitul
Quds, Orang Nasrani gak punya kiblat melainkan kiblat tubuhnya sendiri
jadi BAIT.Adapun okaum MUSLIMIN sholat menghadap Masjidil Haram. Maha
Benar Allah dg segala firman-Nya.
“Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan
menyembah TUHAN bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem”
Beberapa orang Katolik mengartikan ini pusat kekristenan di Vatican.
Padahal semua tahu orang katolik ataupun protestan tidak mengenal konsep
“arah sembayang” (kiblat). Mungkin akan menimbulkan argumentasi
apologetik yg panjang, tapi kalau secara sederhana kita berfikir, Islam
adalah keyakinan terakhir dalam mata rantai agama semitik, maka akan
tepat perintah perubahan kiblat dg keterangan yg diberikan Nabiullah
Yesus itu. Dalam kristen ada yg disebut “ziarah ke tanah suci”, mungkin
mereka mengganti haji dengan ini.
dalam tradisi judaistic ada yg disebut “shalosh regalim”, secara textual
artinya “tiga hijrah”, salosh = tiga, regalim, bentukan dari kata dasar
“le’reghal” yg artinya “hijrah”, jadi plural dg suffix -im.
http://en.wikipedia.org/wiki/Shalosh_regalim.
http://www.jewishencyclopedia.com/view.jsp?artid=125&letter=F&search=regalim#329
The Three Pilgrimage Festivals, known as the Shlosha Regalim (שלושה
רגלים), are three major festivals in Judaism — Pesach (Passover),Shavuot
(Weeks), and Sukkot (Tabernacles) — when the Israelites living in
ancient Israel and Judea would make a pilgrimage to Jerusalem, as
commanded by the Torah. In Jerusalem, they would participate in
festivities and ritual worship in conjunction with the services of
the kohanim (“priests”) at the Temple in Jerusalem. dasarnya Exodus
23:14-17, Exodus 34:18-23, Deuteronomy 16. Sama seperti orang naik haji,
mereka datang ke jerusalem dan memberikan korbanot (qurban).
Selidikilah kebenaran dengan bijak, jangan sampai ternyata kamu telah menghina Nabi Allah, naudzubillah min zalik.
Kenapa ada nabi Musa AS dengan Taurat, lalu ada Nabi Isa (Yesus) AS
dengan Injil kemudian ada Nabi Muhammad SAW dengan Al-Quran ? :
Matius 5:17 : “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk
meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk
meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.”
Al-Quran surat Ali Imran:3 : “Dia menurunkan Al-Kitab (Al-Qur`an)
kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan
sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil.”
mohon maaf kalau ada salah2 kata, kebenaran milik Allah semata.
mohon maaf atas kemiskinan ilmu saya
terima kasih.
mohon maaf atas kemiskinan ilmu saya
terima kasih.