Istri seorang yang dituduh sebagai agen ganda, yang telah membunuh
tujuh perwira CIA dalam sebuah serangan bom syahid di Afghanistan, pada
tahun 2010 lalu, mengatakan bahwa suaminya menganggap Amerika Serikat
sebagai musuh umat Islam dan ia sangat bangga atas misi yang dilakukan
suaminya dengan melakukan aksi Isytihad dengan membunuh tujuh perwira
CIA.
Defne Bayrak asli Turki dan merupakan istri dari Hammam Abu Khalil
al-Balawi, mengatakan bahwa ia meragukan suaminya bekerja untuk CIA.
“Saya bangga dengan suami saya. Dia telah melakukan misi yang sangat
penting dalam perang seperti itu,” kata Bayrak yang saat ini tinggal di
Istanbul, kepada wartawan.
“Saya pikir tidak mungkin ia seorang agen Amerika. Dia terlalu
memusuhi Amerika. Dia hanya mempergunakan Amerika dan Yordania untuk
mencapai tujuannya tersebut.”
“Dia memiliki karakter yang sangat kuat. Jika ia melakukannya, dia
pasti melakukannya sesuai dengan kehendaknya sendiri. Tidak ada yang
dapat memaksanya melakukan sesuatu,” kata Bayrak kepada surat kabar
Sabah.
Mengenakan kerudung hitam, Bayrak mengatakan ia sebelumnya di telepon
oleh salah seorang teman suaminya yang berasal dari Yordan yang saat
ini di Pakistan yang mengatakan bahwa suaminya telah meledakkan dirinya
di sebuah pangkalan AS di Afghanistan pada tanggal 30 Desember 2010.
Teman suaminya itu juga mengatakan ia akan mengirimkan pesan terakhir
dan surat wasiat suaminya kepadanya.
Balawi meledakkan dirinya di dalam pangkalam militer AS Chapman, di provinsi Khost tenggara dekat perbatasan dengan Pakistan.
Sayap Al-Qaidah Afghanistan mengaku bertanggung jawab atas aksi bom
syahid tersebut, dan serangan itu merupakan serangan kedua yang paling
mematikan dalam sejarah CIA, dan Al-Qaidah mengatakan bahwa serangan bom
syahid tersebut sebagai aksi balas dendam atas kematian pemimpin
mereka.
Bayrak sendiri merupakan seorang wartawan yang telah menulis beberapa
buku termasuk satu buku berjudul “Usamah bin Laden: Che Guevara dari
Timur”, sebelumnya ia mengatakan kepada surat kabar “Sabah” bahwa ia
percaya suaminya bukan pergi ke Afghanistan namun ke Pakistan untuk
melanjutkan studi medisnya dan ia sangat terkejut mendengar berita
kematian suaminya.
Mantan pejabat intelijen mengatakan bahwa Balawi adalah seorang
dokter, kemudian direkrut oleh intelijen Yordania untuk mencoba menyusup
ke jaringan al-Qaidah dan Taliban.
Balawi telah dikaitkan dengan kelompok Islamis di masa lalu, namun AS
dan badan intelijen Yordania percaya ia telah berhasil di
“de-radikalisasi.”
Bayrak mengatakan dia bertemu suaminya ketika ia sedang belajar
kedokteran di Universitas Istanbul. Mereka tinggal di Yordania, di mana
saat ini mereka mempunyai dua anak perempuan, sebelum pindah kembali ke
Turki pada Oktober 2009.(fq/aby)