A. Tidak Ada “Tanda” Hanya Satu Tanda Untuk Yahudi!
Namun Yesus menjawab permintaan orang Yahudi itu dengan keras dan kasar. Ia berucap, “Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.” (Matius 12:39-40).
Dari perkataan di atas terlihat, Yesus tidak berusaha bersikap baik dan lemah lembut kepada orang Yahudi dengan menunjukkan bukti-bukti yang pernah diberikan selama itu, misalnya:
a. Mukjizat memulihkan penglihatan seorang pengemis buta yang bernama Bartimeus.
(Markus 10:46-52) dan (Lukas 18:35-43)
b. Mukjizat menyembuhkan penyakit pendarahan wanita yang dideritanya selama dua belas tahun, sehingga sampai meng-habiskan semua miliknya. Yesus melakukan itu hanya dengan menjamah jubahnya. (Markus 5:25-34)
c. Mukjizat mengeluarkan roh jahat ke dalam tubuh kawanan babi yang berjumlah lebih dari dua ribu ekor. (Markus 5:1-20)
d. Mukjizat memberi makan kepada lima ribu orang yang mengikutinya. (b:l-15)
Namun sayang, terhadap orang Yahudi Yesus tidak mengingatkan mereka. Yesus tidak berusaha mengingatkan orang Yahudi agar tidak menuntut hal-hal baru dan mengajak mereka merenungi kembali tanda dan mukjizat yang sudah pernah ia berikan. Di sini Yesus malah menyatakan dengan keras dan kasar kepada mereka: “Tidak akan diberikan tanda, (kecuali satu tanda), seperti tanda nabi Yunus!”
Namun Yesus menjawab permintaan orang Yahudi itu dengan keras dan kasar. Ia berucap, “Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.” (Matius 12:39-40).
Dari perkataan di atas terlihat, Yesus tidak berusaha bersikap baik dan lemah lembut kepada orang Yahudi dengan menunjukkan bukti-bukti yang pernah diberikan selama itu, misalnya:
a. Mukjizat memulihkan penglihatan seorang pengemis buta yang bernama Bartimeus.
(Markus 10:46-52) dan (Lukas 18:35-43)
b. Mukjizat menyembuhkan penyakit pendarahan wanita yang dideritanya selama dua belas tahun, sehingga sampai meng-habiskan semua miliknya. Yesus melakukan itu hanya dengan menjamah jubahnya. (Markus 5:25-34)
c. Mukjizat mengeluarkan roh jahat ke dalam tubuh kawanan babi yang berjumlah lebih dari dua ribu ekor. (Markus 5:1-20)
d. Mukjizat memberi makan kepada lima ribu orang yang mengikutinya. (b:l-15)
Namun sayang, terhadap orang Yahudi Yesus tidak mengingatkan mereka. Yesus tidak berusaha mengingatkan orang Yahudi agar tidak menuntut hal-hal baru dan mengajak mereka merenungi kembali tanda dan mukjizat yang sudah pernah ia berikan. Di sini Yesus malah menyatakan dengan keras dan kasar kepada mereka: “Tidak akan diberikan tanda, (kecuali satu tanda), seperti tanda nabi Yunus!”
B. Yunus Melarikan Diri Dari Tugas Da’wah.
Lantas apa sebenarnya ayat (mukjizat) Yunus Alaihissalam itu? Untuk menemukan jawabannya terlebih dulu kita harus membaca surat Yunus dalam Perjanjian Lama.
Menurut kitab itu, Allah telah memerintahkan kepada Yunus agar pergi ke kota Niniwe untuk memperingatkan penduduk kota itu agar segera bertobat dan insaf dari segala tingkah lakunya yang jahat. (Yunus 3:8) Namun ternyata Yunus enggan pergi ke Niniwe.
Ia malah melarikan diri ke Yafo. Di sana ketika ia melihat sebuah perahu yang akan berlayar, dengan cepat ia naik untuk melarikan diri dari perintah Allah. Ketika perahu berada di tengah laut, tiba-tiba datang angin topan dan gelombang besar yang menakutkan. Melihat kejadian ini si nakhkoda berkeyakinan bahwa di antara penumpangnya pasti ada salah seorang yang telah berbuat durhaka. Si nakhkoda kemudian berembuk dengan para penumpangnya untuk mengatasi masalah ini. Kemudian mereka berkata, “Marilah kita undi, supaya kita mengetahui, karena siapa kita ditimpa
oleh malapetaka ini.” (Yunus 1:7)
Lantas apa sebenarnya ayat (mukjizat) Yunus Alaihissalam itu? Untuk menemukan jawabannya terlebih dulu kita harus membaca surat Yunus dalam Perjanjian Lama.
Menurut kitab itu, Allah telah memerintahkan kepada Yunus agar pergi ke kota Niniwe untuk memperingatkan penduduk kota itu agar segera bertobat dan insaf dari segala tingkah lakunya yang jahat. (Yunus 3:8) Namun ternyata Yunus enggan pergi ke Niniwe.
Ia malah melarikan diri ke Yafo. Di sana ketika ia melihat sebuah perahu yang akan berlayar, dengan cepat ia naik untuk melarikan diri dari perintah Allah. Ketika perahu berada di tengah laut, tiba-tiba datang angin topan dan gelombang besar yang menakutkan. Melihat kejadian ini si nakhkoda berkeyakinan bahwa di antara penumpangnya pasti ada salah seorang yang telah berbuat durhaka. Si nakhkoda kemudian berembuk dengan para penumpangnya untuk mengatasi masalah ini. Kemudian mereka berkata, “Marilah kita undi, supaya kita mengetahui, karena siapa kita ditimpa
oleh malapetaka ini.” (Yunus 1:7)
Meskipun Yunus merasa enggan memenuhi perintah Allah untuk pergi
berdakwah, tapi setelah kalah dalam undian, dengan gagah berani ia
menawarkan diri untuk melaksanakan hukuman itu. Katanya, “Angkatlah aku,
campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak
menyerang kamu lagi. Sebab aku tahu, bahwa karena akulah badai besar ini
menyerang kamu.” (Yunus 1:12)
C. Hidup Atau Matikah, Yunus?
Dengan gagah berani nabi Yunus Alaihissalam menyerahkan dirinya untuk dijadikan tumbal dan korban. Dengan sendirinya, sebelum dilemparkan ke dalam laut, ia tidak usah dipenggal atau ditikam terlebih dahulu. Dengan sukarela ia sudah menyatakan kesiapannya untuk dilempar ke dalam laut. Seraya berkata, “Campakkanlah aku ke dalam laut! ” Kini timbul pertanyaan, “Apakah ketika dilemparkan ke dalam laut Yunus Alaihissalam dalam keadaan mati atau hidup?” Semua anak-anak Nasrani yang mengikuti
pelajaran hari Minggu akan menjawab tanpa pikir panjang lagi: “Dalam keadaan hidup!
Setelah itu barulah gelombang laut dan angin ribut reda!” Apakah hanya secara kebetulan saja ia ditelan ikan? Di dalam perut ikan itu, apakah Yunus dalam keadaan hidup atau mati? Dengan serentak anak-anak Nasrani pasti akan menjawab, “Dalam keadaan hidup!” Kalau begitu apa buktinya? Mereka akan menjawab dengan serentak, “Yunus berdoa kepada Tuhan Allahnya di dalam perut ikan itu. Katanya, “Dalam kesusahan aku berdoa kepada Tuhan dan Ia menjawab aku.” (Yunus 2:1-2)
Dengan gagah berani nabi Yunus Alaihissalam menyerahkan dirinya untuk dijadikan tumbal dan korban. Dengan sendirinya, sebelum dilemparkan ke dalam laut, ia tidak usah dipenggal atau ditikam terlebih dahulu. Dengan sukarela ia sudah menyatakan kesiapannya untuk dilempar ke dalam laut. Seraya berkata, “Campakkanlah aku ke dalam laut! ” Kini timbul pertanyaan, “Apakah ketika dilemparkan ke dalam laut Yunus Alaihissalam dalam keadaan mati atau hidup?” Semua anak-anak Nasrani yang mengikuti
pelajaran hari Minggu akan menjawab tanpa pikir panjang lagi: “Dalam keadaan hidup!
Setelah itu barulah gelombang laut dan angin ribut reda!” Apakah hanya secara kebetulan saja ia ditelan ikan? Di dalam perut ikan itu, apakah Yunus dalam keadaan hidup atau mati? Dengan serentak anak-anak Nasrani pasti akan menjawab, “Dalam keadaan hidup!” Kalau begitu apa buktinya? Mereka akan menjawab dengan serentak, “Yunus berdoa kepada Tuhan Allahnya di dalam perut ikan itu. Katanya, “Dalam kesusahan aku berdoa kepada Tuhan dan Ia menjawab aku.” (Yunus 2:1-2)
Selanjutnya anak-anak itu akan menjawab lagi, “Yang jelas di dalam
perut ikan itu Yunus hidup, karena orang mati tidak berseru dan berdoa!”
Lantas apakah selama tiga hari ikan itu membawanya mengarungi lautan,
Yunus dalam keadaan mati atau hidup? Jawaban mereka pasti tidak akan
berubah:
“Hidup!” Apakah Yunus mati atau hidup, ketika ikan itu memuntahkannya ke pantai (setelah tiga hari)? jawaban mereka tetap tidak berubah: “Hidup!” Jawaban anak-anak Nasrani itu bisa diterima oleh semua golongan agama, baik Yahudi, Nasrani, maupun Islam.
“Hidup!” Apakah Yunus mati atau hidup, ketika ikan itu memuntahkannya ke pantai (setelah tiga hari)? jawaban mereka tetap tidak berubah: “Hidup!” Jawaban anak-anak Nasrani itu bisa diterima oleh semua golongan agama, baik Yahudi, Nasrani, maupun Islam.
D. Persepsi Kaum Masehi Terhadap Yesus, Bertentangan Dengan Peristiwa Yunus
Jika dikatakan Yunus hidup selama tiga hari tiga malam, maka seharusnya Yesus juga hidup di dalam kuburnya, seperti yang diramalkannya sendiri. Kaum Nasrani bergantung kepada benang lapuk. Mereka menyatakan “Yesus mati”. Sebenarnya hal ini dilakukan demi untuk mengabadikan pada “idee” juru selamat. Karena itulah, tidak bisa tidak; harus dijawab bahwa Yesus mati selama tiga hari tiga malam dalam kuburnya. Pernyataan ini jelas amat berbeda dengan apa yang diucapkan Yesus dalam ramalannya. Yunus tetap
hidup selama tiga hari tiga malam, tetapi Yesus telah mati selama tiga hari tiga malam.
Pernyataan ini juga dikemukakan oleh kaum Masehi. Pernyataan kaum Nasrani ini amat berbeda dengan peristiwa yang telah terjadi terhadap Yunus padahal Yesus telah berkata:
“Seperti Yunus”. Ia tidak berkata: “Berbeda dengan Yunus!” Pernyataan kebenaran ini merupakan kebenaran ukuran Yesus yang diberikan kepada dirinya sendiri. Yesus juga mengatakan bahwa ia bukan Mesias bangsa Yahudi yang sebenarnya. Bila yang ditulis dalam Injil yang asli itu benar demikian, maka kenapa kita mencela penolakan bangsa Yahudi terhadap “Almasih”? Tiga hari + tiga malam = 72 jam?! Seorang doktor ketuhanan dan profesor dalam ilmu theologi berbicara tentang masalah paragraf (Matius
12:40) yang diperselisihkan itu. la mengatakan bahwa penekanannya lebih dititik-beratkan pada masalah faktor waktu: “Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga anak manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.” Profesor ini juga menambahkan. Katanya, “Saya meminta perhatian anda pada kata “tiga” yang diulang-ulang sebanyak empat kali untuk membuktikan bahwa Yesus merealisasikan ramalannya yang berkenaan dengan “lamanya waktu” yang
akan dilaluinya di dalam kubur. lni bukan “seperti Yunus” yang berkenaan dengan keadaan hidup atau mati selama masa itu.” Bila yang ditekankan Yesus di sini hanya faktor waktunya saja, baiklah kita bertanya kepada sang profesor itu, “Apakah Yesus sudah merealisasikan janjinya kepada orang Yahudi? Maka si Nasrani yang dogmatis akan menjawab dengan lantang: “Sudah!”
Jika dikatakan Yunus hidup selama tiga hari tiga malam, maka seharusnya Yesus juga hidup di dalam kuburnya, seperti yang diramalkannya sendiri. Kaum Nasrani bergantung kepada benang lapuk. Mereka menyatakan “Yesus mati”. Sebenarnya hal ini dilakukan demi untuk mengabadikan pada “idee” juru selamat. Karena itulah, tidak bisa tidak; harus dijawab bahwa Yesus mati selama tiga hari tiga malam dalam kuburnya. Pernyataan ini jelas amat berbeda dengan apa yang diucapkan Yesus dalam ramalannya. Yunus tetap
hidup selama tiga hari tiga malam, tetapi Yesus telah mati selama tiga hari tiga malam.
Pernyataan ini juga dikemukakan oleh kaum Masehi. Pernyataan kaum Nasrani ini amat berbeda dengan peristiwa yang telah terjadi terhadap Yunus padahal Yesus telah berkata:
“Seperti Yunus”. Ia tidak berkata: “Berbeda dengan Yunus!” Pernyataan kebenaran ini merupakan kebenaran ukuran Yesus yang diberikan kepada dirinya sendiri. Yesus juga mengatakan bahwa ia bukan Mesias bangsa Yahudi yang sebenarnya. Bila yang ditulis dalam Injil yang asli itu benar demikian, maka kenapa kita mencela penolakan bangsa Yahudi terhadap “Almasih”? Tiga hari + tiga malam = 72 jam?! Seorang doktor ketuhanan dan profesor dalam ilmu theologi berbicara tentang masalah paragraf (Matius
12:40) yang diperselisihkan itu. la mengatakan bahwa penekanannya lebih dititik-beratkan pada masalah faktor waktu: “Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga anak manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.” Profesor ini juga menambahkan. Katanya, “Saya meminta perhatian anda pada kata “tiga” yang diulang-ulang sebanyak empat kali untuk membuktikan bahwa Yesus merealisasikan ramalannya yang berkenaan dengan “lamanya waktu” yang
akan dilaluinya di dalam kubur. lni bukan “seperti Yunus” yang berkenaan dengan keadaan hidup atau mati selama masa itu.” Bila yang ditekankan Yesus di sini hanya faktor waktunya saja, baiklah kita bertanya kepada sang profesor itu, “Apakah Yesus sudah merealisasikan janjinya kepada orang Yahudi? Maka si Nasrani yang dogmatis akan menjawab dengan lantang: “Sudah!”
E. Kapan Yesus Disalib?
Kini timbul pertanyaan: “Kapan Almasih disalib? Seluruh dunia Masehi akan
mengatakan: “Pada hari jumat!” Peristiwa inilah yang menyebabkan timbulnya pesta peringatan yang disebut “Good Friday” (hari jumat yang baik). Seluruh umat Masehi di Amerika hingga ke Zambia, di Afrika Selatan, dari Ethiopia sampai ke Zaire semua mengadakan hari besar resmi pada hari “jumat” yang mendahului hari raya Paskah.
Timbul pertanyaan, “Apa yang membuat “Good Friday” mempunyai tempat yang begitu
terhormat di kalangan kaum Nasrani?” Seluruh umat Masehi akan serempak mengatakan: “Karena kematian Almasih di atas kayu salib pada hari ini untuk membersihkan dosa-dosa kita.” Tapi benarkah Yesus telah dibunuh di atas kayu salib pada hari jumat 1950 tahun yang lalu? Umat Masehi akan serentak menjawab: “Benar!” Berdasarkan keterangan singkat yang ada di Injil, kami berkesimpulan kaum Yahudi sudah kegerahan benar ingin cepat–cepat membersihkan negerinya dari Yesus. Oleh karena itu, begitu Yesus tertangkap, ia langsung diadili secara kilat di tengah malam buta. Di pagi buta, pengadilan langsung mengirimkan Yesus dan menyerahkannya kepada Pilatus, wali negara itu. Kami juga berkesimpulan, orang yang menangkap Yesus sebenarnya merasa takut, karena mereka tahu Yesus bukan saja dipandang sebagai pahlawan, tapi juga dipandang sebagai orang yang baik dan benar. Tapi sebaliknya, musuh-musuhnya sangat muak dan ingin cepat-cepat membunuhnya. Musuh-musuhnya berhasil memaksa
penguasa setempat un-tuk menyalibnya. Mereka jugalah yang ingin cepat-cepat menurunkan Yesus dari kayu salib sebelum matahari Jumat terbenam. Ini dilakukan demi menghormati hari Sabtu yang kudus bagi mereka (orang Yahudi). Bagi mereka hari Sabtu yang kudus dimulai sekitar pukul enam sore hari Jumat.
Kini timbul pertanyaan: “Kapan Almasih disalib? Seluruh dunia Masehi akan
mengatakan: “Pada hari jumat!” Peristiwa inilah yang menyebabkan timbulnya pesta peringatan yang disebut “Good Friday” (hari jumat yang baik). Seluruh umat Masehi di Amerika hingga ke Zambia, di Afrika Selatan, dari Ethiopia sampai ke Zaire semua mengadakan hari besar resmi pada hari “jumat” yang mendahului hari raya Paskah.
Timbul pertanyaan, “Apa yang membuat “Good Friday” mempunyai tempat yang begitu
terhormat di kalangan kaum Nasrani?” Seluruh umat Masehi akan serempak mengatakan: “Karena kematian Almasih di atas kayu salib pada hari ini untuk membersihkan dosa-dosa kita.” Tapi benarkah Yesus telah dibunuh di atas kayu salib pada hari jumat 1950 tahun yang lalu? Umat Masehi akan serentak menjawab: “Benar!” Berdasarkan keterangan singkat yang ada di Injil, kami berkesimpulan kaum Yahudi sudah kegerahan benar ingin cepat–cepat membersihkan negerinya dari Yesus. Oleh karena itu, begitu Yesus tertangkap, ia langsung diadili secara kilat di tengah malam buta. Di pagi buta, pengadilan langsung mengirimkan Yesus dan menyerahkannya kepada Pilatus, wali negara itu. Kami juga berkesimpulan, orang yang menangkap Yesus sebenarnya merasa takut, karena mereka tahu Yesus bukan saja dipandang sebagai pahlawan, tapi juga dipandang sebagai orang yang baik dan benar. Tapi sebaliknya, musuh-musuhnya sangat muak dan ingin cepat-cepat membunuhnya. Musuh-musuhnya berhasil memaksa
penguasa setempat un-tuk menyalibnya. Mereka jugalah yang ingin cepat-cepat menurunkan Yesus dari kayu salib sebelum matahari Jumat terbenam. Ini dilakukan demi menghormati hari Sabtu yang kudus bagi mereka (orang Yahudi). Bagi mereka hari Sabtu yang kudus dimulai sekitar pukul enam sore hari Jumat.
Untuk ini bangsa Yahudi sudah diperingatkan dalam Kitab surat Ulangan
21:23. Mereka dilarang menggantung mayat orang yang disalib yang
dikutuk Allah (semalam suntuk) di atas kayu salibnya. Mayat itu harus
segera dikuburkan pada hari itu juga supaya bumi Allah-tidak terkena
najis. Begitu
besar perhatian mereka pada hari Sabtu. Demi mensucikan hari Sabtu maka mayat Yesus segera diturunkan dari atas kayu salibnya. Demikianlah yang telah dilakukan oleh murid-murid rahasia Yesus kepada Pilatus. Mereka meminta agar diperbolehkan menurunkan mayat Yesus dan menguburkannya menurut adat bangsa Yahudi. Mereka memandikannya, mengafaninya dengan kain lenen dan membubuhinya dengan rempah-rempah sesuai tradisi bangsa Yahudi (Yohanes 19:39).
besar perhatian mereka pada hari Sabtu. Demi mensucikan hari Sabtu maka mayat Yesus segera diturunkan dari atas kayu salibnya. Demikianlah yang telah dilakukan oleh murid-murid rahasia Yesus kepada Pilatus. Mereka meminta agar diperbolehkan menurunkan mayat Yesus dan menguburkannya menurut adat bangsa Yahudi. Mereka memandikannya, mengafaninya dengan kain lenen dan membubuhinya dengan rempah-rempah sesuai tradisi bangsa Yahudi (Yohanes 19:39).
Setelah itu mereka memasukkan mayat yang sudah dikafani itu ke dalam
tanah galian kuburan menjelang malam. Diantara berbagai golongan dan
mazhab yang beraneka ragam dalam agama Masehi terdapat banyak
perselisihan dan perbedaan. Namun untuk mengatasi perselisihan itu
mereka telah bersepakat untuk menduga bahwa Yesus berada dalam kubur pada Jumat malam, seperti dugaan mereka Yesus masih berada di dalam kuburnya pada pagi hari Sabtu. Mereka juga menduga Yesus masih di dalam kuburnya pada Sabtu malam.
Mengenai dugaan ini umat Masehi telah bersepakat dengan sepenuh hati. Kami sengaja mengulang-ulang kata “menduga atau dugaan” hingga tiga kali, karena terhadap kejadian ini semua Injil hanya berdiam diri terutama dalam menetapkan kepastian waktu Yesus keluar dari kuburnya. Ada kemungkinan Yesus telah dibawa pergi oleh “murid-murid rahasianya” pada malam Jumat ke suatu tempat yang lebih aman. Tapi dalam hal ini kami tidak mempunyai hak untuk berprasangka terhadap para pengarang Injil. Oleh karena
itulah saya sengaja mengulang kata “menduga dan dugaan” sampai tiga kali. Sekarang marilah kita melihat pemecahan terakhir tentang kebenaran Yesus (telah tinggal) dalam kuburnya selama tiga hari tiga malam.
(Hari Jumat): Dikubur sebelum matahari terbenam Semalam
(Hari Sabtu): Diduga ia ada di dalam kuburnya Sehari Semalam
(Hari Ahad): Tidak ditemukan di kuburannya sejak matahari belum terbit kosong
Jumlah sehari Dua malam Dalam kitab suci umat Nasrani sendiri dikatakan bahwa Yesus dikubur sore hari jumat menjelang matahari terbenam, dan sudah tidak diketemukan lagi mayatnya dalam kubur pada pagi hari Ahad sebelum matahari terbit (lihat uraian dalam tabel). Dengan demikian
jelaslah, Yesus tinggal di dalam kuburannya bukan tiga hari tiga malam (seperti yang dikatakan para penginjil), tetapi hanya sehari dua malam! Dari pengamatan terhadap keterangan kitab suci kaum Masehi itu kita melihat untuk kedua kalinya Yesus telah gagal “membuktikan janjinya”. Pertama, ketika Yesus berbeda dengan Yunus. Yunus berada dalam perut ikan selama tiga hari tiga malam dalam keadaan hidup. Tapi Yesus sebaliknya. la mati kemudian bangkit dari tengah-tengah orang mati itu.
Kedua, ketika terungkap bahwa tiga hari tiga malam yang dinyatakan dengan tegas oleh semua Injil itu setelah diselidiki ternyata hanya sehari dua malam. Maria Magdalena pergi ke kuburannya menjelang fajar menyingsing pagi hari ahad, tetapi Yesus sudah tidak ada lagi di kuburannya. Keluarga Armstrong telah mengeksploitasi seluruh dunia Masehi. Tampaknya keluarga itu telah mempelajari ilmu hitung dengan baik. Dalam majalah “Plain Truth”, Mr. Robert Fahey menguraikan ceramahnya sewaktu di hotel Holiday inn di Durban. Dalam ceramahnya itu Mr. Robert Fahey berusaha meyakinkan
para pendengarnya yang kristen, bahwa Yesus disalib pada hari Rabu bukan hari jumat, seperti yang diduga kaum Masehi Orthodoks selama dua ribu tahun yang lalu.
Berdasarkan pengamatan dan anggapannya itu, ia mengemukakan bahwa kalau seseorang menghitung mundur dari pagi hari Ahad, maka akan ditemukan tiga hari tiga malam. Karena itu, penyaliban harus ditetapkan hari Rabu bukan Jumat. Saya mengucapkan selamat kepada Mr. Robert Fahey atas kemahirannya. Lantas saya bertanya kepadanya, “Bagaimana dengan upacara “Good Friday” yang telah dirayakan kaum Masehi sejak dua ribu tahun yang lampau, apakah akan ditukar dengan “Good Wednesday”? Tapi bagaimana mungkin. Dewasa ini hampir di seluruh dunia kaum Masehi yang berjumlah lebih dari 2,2 milyar tidak mengetahui waktu yang sebenarnya Yesus disalib. Ini berarti gereja kaum Katolik yang mengaku memiliki rangkaian tidak terputus dalam kepausan sejak Petrus sampai hari ini berdasarkan pengakuan atau penemuan Mr. Fahey semuanya telah tersesat.
mereka telah bersepakat untuk menduga bahwa Yesus berada dalam kubur pada Jumat malam, seperti dugaan mereka Yesus masih berada di dalam kuburnya pada pagi hari Sabtu. Mereka juga menduga Yesus masih di dalam kuburnya pada Sabtu malam.
Mengenai dugaan ini umat Masehi telah bersepakat dengan sepenuh hati. Kami sengaja mengulang-ulang kata “menduga atau dugaan” hingga tiga kali, karena terhadap kejadian ini semua Injil hanya berdiam diri terutama dalam menetapkan kepastian waktu Yesus keluar dari kuburnya. Ada kemungkinan Yesus telah dibawa pergi oleh “murid-murid rahasianya” pada malam Jumat ke suatu tempat yang lebih aman. Tapi dalam hal ini kami tidak mempunyai hak untuk berprasangka terhadap para pengarang Injil. Oleh karena
itulah saya sengaja mengulang kata “menduga dan dugaan” sampai tiga kali. Sekarang marilah kita melihat pemecahan terakhir tentang kebenaran Yesus (telah tinggal) dalam kuburnya selama tiga hari tiga malam.
(Hari Jumat): Dikubur sebelum matahari terbenam Semalam
(Hari Sabtu): Diduga ia ada di dalam kuburnya Sehari Semalam
(Hari Ahad): Tidak ditemukan di kuburannya sejak matahari belum terbit kosong
Jumlah sehari Dua malam Dalam kitab suci umat Nasrani sendiri dikatakan bahwa Yesus dikubur sore hari jumat menjelang matahari terbenam, dan sudah tidak diketemukan lagi mayatnya dalam kubur pada pagi hari Ahad sebelum matahari terbit (lihat uraian dalam tabel). Dengan demikian
jelaslah, Yesus tinggal di dalam kuburannya bukan tiga hari tiga malam (seperti yang dikatakan para penginjil), tetapi hanya sehari dua malam! Dari pengamatan terhadap keterangan kitab suci kaum Masehi itu kita melihat untuk kedua kalinya Yesus telah gagal “membuktikan janjinya”. Pertama, ketika Yesus berbeda dengan Yunus. Yunus berada dalam perut ikan selama tiga hari tiga malam dalam keadaan hidup. Tapi Yesus sebaliknya. la mati kemudian bangkit dari tengah-tengah orang mati itu.
Kedua, ketika terungkap bahwa tiga hari tiga malam yang dinyatakan dengan tegas oleh semua Injil itu setelah diselidiki ternyata hanya sehari dua malam. Maria Magdalena pergi ke kuburannya menjelang fajar menyingsing pagi hari ahad, tetapi Yesus sudah tidak ada lagi di kuburannya. Keluarga Armstrong telah mengeksploitasi seluruh dunia Masehi. Tampaknya keluarga itu telah mempelajari ilmu hitung dengan baik. Dalam majalah “Plain Truth”, Mr. Robert Fahey menguraikan ceramahnya sewaktu di hotel Holiday inn di Durban. Dalam ceramahnya itu Mr. Robert Fahey berusaha meyakinkan
para pendengarnya yang kristen, bahwa Yesus disalib pada hari Rabu bukan hari jumat, seperti yang diduga kaum Masehi Orthodoks selama dua ribu tahun yang lalu.
Berdasarkan pengamatan dan anggapannya itu, ia mengemukakan bahwa kalau seseorang menghitung mundur dari pagi hari Ahad, maka akan ditemukan tiga hari tiga malam. Karena itu, penyaliban harus ditetapkan hari Rabu bukan Jumat. Saya mengucapkan selamat kepada Mr. Robert Fahey atas kemahirannya. Lantas saya bertanya kepadanya, “Bagaimana dengan upacara “Good Friday” yang telah dirayakan kaum Masehi sejak dua ribu tahun yang lampau, apakah akan ditukar dengan “Good Wednesday”? Tapi bagaimana mungkin. Dewasa ini hampir di seluruh dunia kaum Masehi yang berjumlah lebih dari 2,2 milyar tidak mengetahui waktu yang sebenarnya Yesus disalib. Ini berarti gereja kaum Katolik yang mengaku memiliki rangkaian tidak terputus dalam kepausan sejak Petrus sampai hari ini berdasarkan pengakuan atau penemuan Mr. Fahey semuanya telah tersesat.
F. Siapa Yang Menyesatkan Kaum Masehi?
Timbul lagi pertanyaan: “Siapa yang telah menyesatkan kaum Masehi selama dua ribu tahun yang lalu, Allah atau Setan? Mr. Robert Fahey menjawab dengan tegas: “Setan!”
Lantas saya berkata lagi kepada Mr. Fahey, “Begitu mudahnya setan mengaburkan hal-hal yang prinsip dalam akidah mereka. Perayaan yang sudah beribu tahun mereka
namakan “Good Friday” dengan segera dapat diganti dengan “Good Wednesday. Kalau begitu, sudah sejauh mana upaya penyesatan terhadap kaum Masehi di sekitar hakikat keesaan Allah, baik ketuhananNya maupun kekuasaanNya, yang tampaknya jauh lebih mudah dilakukan? Mendengar pertanyaan saya ini, Mr. Robert Fahey tidak memberi komentar apa-apa. Ia malah berlalu dan pergi. Kalau demikian rupa keimanan guru akidah Masehi dunia dewasa ini, apakah tidak pada tempatnya bila kita mengajukan
pertanyaan lagi: “Apakah ini bukan suatu tipu daya. terbesar dalam sejarah?”
Timbul lagi pertanyaan: “Siapa yang telah menyesatkan kaum Masehi selama dua ribu tahun yang lalu, Allah atau Setan? Mr. Robert Fahey menjawab dengan tegas: “Setan!”
Lantas saya berkata lagi kepada Mr. Fahey, “Begitu mudahnya setan mengaburkan hal-hal yang prinsip dalam akidah mereka. Perayaan yang sudah beribu tahun mereka
namakan “Good Friday” dengan segera dapat diganti dengan “Good Wednesday. Kalau begitu, sudah sejauh mana upaya penyesatan terhadap kaum Masehi di sekitar hakikat keesaan Allah, baik ketuhananNya maupun kekuasaanNya, yang tampaknya jauh lebih mudah dilakukan? Mendengar pertanyaan saya ini, Mr. Robert Fahey tidak memberi komentar apa-apa. Ia malah berlalu dan pergi. Kalau demikian rupa keimanan guru akidah Masehi dunia dewasa ini, apakah tidak pada tempatnya bila kita mengajukan
pertanyaan lagi: “Apakah ini bukan suatu tipu daya. terbesar dalam sejarah?”
Dari berbagai sumber