
Saya dilahirkan dalam sebuah keluarga Katolik Irlandia, dan saya
selalu menghadiri sekolah Katolik dari SD hingga ke perguruan tinggi,
menikah, memiliki empat anak yang mulai dewasa hingga akhirnya saya
bercerai.
Sedangkan perkenalan saya dengan Islam ketika saya bekerja dan
bertemu dengan beberapa muslim. Perusahaan tempat saya bekerja berada di
New Jersey, dan saya bertemu dengan rekan muslim saya ketika saya
bekerja di New York dalam sebuah proyek perusahaan. Dan apa yang saya
perhatikan selama bertahun-tahun mengenal mereka adalah bagaimana mereka
menghormati ibu saya dan saya sendiri, perilaku yang saya temukan dari
mereka sangat baik.
Banyak hal menarik yang saya ketahui tentang rekan-rekan muslim saya.
Ketika mereka mengatakan bahwa kita mempercayai Tuhan yang sama, saya
pikir mereka gila karena itu saya mengatakan kepada mereka, “Tidak,
tentu saja kita tidak percaya pada Tuhan yang sama”. Saya pikir itu
benar-benar jenis agama yang asing dari apa yang saya yakini. saya tidak
menyadari bahwa kita memiliki nabi yang sama, dan banyak informasi yang
saya terima sebenarnya hampir sama dengan apa yang diajarkan Islam.
Jadi saya benar-benar tidak tahu banyak tentang Islam.
Saya mulai tertarik dengan Islam dan ingin mengetahui tentang Islam
ketika untuk pertama kalinya saya membaca beberapa literatur tentang
Islam dan ketika saya sampai ke suatu titik bahwa Yesus bukan Tuhan,
saya mulai berpikir kembali untuk meyakini ketuhanan Yesus.
Sebenarnya sejak dahulu saya sangat percaya apa yang saya yakini.
Saya adalah seorang guru Sekolah Minggu. Saya mengajar ratusan anak-anak
tentang agama Katolik. Itulah sebabnya saya merasa seperti sebuah
keajaiban ketika akhirnya saya masuk Islam!
Jadi apa yang mereka katakan bahwa kita memiliki Tuhan yang sama dan
pesan yang sama yang turun secara berulang-ulang kepada nabi yang
berbeda. Dan mereka menempatkan Islam, Kristen dan Yahudi dalam semacam
bingkai waktu dari Tuhan yang sama tetapi dengan nabi yang berbeda. Dan
saya pikir dari melihat hal seperti itu membuat saya percaya bahwa
banyak komponen yang sama, seperti Maria adalah bunda perawan Yesus,
tetapi hanya Yesus bukan Tuhan.
Jadi itu sangat sulit untuk tidak mempercayai itu semua. Dan apa yang
terjadi saya pikir benar-benar sebuah keajaiban. Saya tidak bisa tidur,
ketika saya diberi sebuah buku oleh seorang Syaikh dari Masjid yang
berasal dari Suriah. Dan buku itu berjudul “Keajaiban Al-Quran” dan saya
tidak bisa tidur sama sekali malam itu. Saya sudah memiliki buku itu
selama dua tahun tapi saya tidak pernah membacanya.
Suatu hari saya mengambil buku itu dan saya membacanya. Dan setelah
saya membacanya saya punya perasaan yang benar-benar menakjubkan sampai
saya berteriak “Oh my Gosh, sekarang saya tahu apa itu kebenaran”. Saya
tak punya pilihan. Dan saya tahu bahwa itu akan menjadi begitu sulit
karena tidak mudah untuk berpindah agama. Saya harus mempertimbangkan
keluarga saya, bagaimana mereka akan memandang saya dan masih banyak hal
lainnya yang bisa mengkhawatirkan saya.
Masalah terjadi ketika saya memutuskan masuk Islam, keluarga saya
menjauhi saya, bahkan ibu saya enggan berbicara kepada saya, dia selalu
menghindar ketika saya ajak dia untuk berdiskusi. Dia tahu, tapi dia
takut untuk membahasnya. Dan itu sekitar 3 setengah tahun yang lalu, dan
hari ini dia senang tentang hal itu. Dia berkata “Saya senang kau
menemukan sebuah agama yang indah.” Namun saya belum bisa meyakinkan dia
untuk menjadi seorang Muslim.
Saudara-saudara saya mengambil sikap secara berbeda. Beberapa dari
mereka menerima saya lebih baik daripada yang lain, namun ada juga yang
sebaliknya. Anak-anak saya yang sekarang berusia 22, 24 dan 16 tahun,
mereka benar-benar positif tentang keislaman saya. Mereka benar-benar
terbuka dan tertarik untuk belajar lebih banyak.
Setelah masuk Islam, saya mulai mencoba berdakwah di kalangan
perempuan. Saya memulai sebuah program di Islamic society of Central
Jersey yang disebut “Muslim by Choice”. Kami memiliki sebuah situs web
dan saya memulai program ini pada saat saya sebagai seorang mualaf
merasa terisolasi di masjid. Awalnya sulit untuk bisa diterima di sana
(masjid), namun lambut laun banyak yang mulai menerima saya dan mualaf
lainnya.
Dulu waktu saya ingin tahu bagaimana tata cara shalat, saya ingin
belajar bahasa Arab, saya bingung harus bertanya kemana. Ketika saya
menelepon Masjid, tidak ada yang menjawab pertanyaan saya. Jadi saya
memulai program ini sehingga kami bisa menawarkan layanan tersebut. Kami
memiliki kelas belajar membaca Al-Quran. Kami memiliki kelas Aqidah
Kami memiliki halaqah bantuan bagi yang ingin belajar Islam. Dan kami
akan terus berdakwah.
Dan contoh terbaik menurut saya adalah dengan perilaku ketimbang
berdakwah dengan kata-kata, ketika mereka melihat seorang Muslim yang
baik, dan mereka melihat Muslim berperilaku baik, itulah awalnya mereka
tertarik kepada Islam seperti yang saya alami.